TULUNGAGUNG, Antaradaily.com – Bulan suci Ramadan yang seharusnya menjadi momen peningkatan nilai religius justru tercoreng dengan maraknya praktik perjudian di Tulungagung. Berbagai jenis judi, seperti sabung ayam, dadu, dan cap jiki, masih beroperasi dengan leluasa. Ironisnya, aktivitas ilegal ini diduga mendapat perlindungan dari oknum kepolisian setempat.
Putra atau Inul, seorang wartawan asal Pasuruan yang dikenal sebagai pihak penengah dalam koordinasi media, mengungkap bahwa, perjudian di Tulungagung tetap berjalan karena adanya dukungan dari oknum anggota Resmob Polres Tulungagung, termasuk yang berinisial GL dan beberapa rekan lainnya.
“Judi di sana bisa tetap eksis karena ada oknum yang melindungi. Beberapa di antaranya anggota Resmob Polres Tulungagung,” ujar Putra kepada sejumlah rekan media pada Jumat (21/03).
Menurutnya, lokasi perjudian ini sulit diberantas karena adanya koordinasi antara oknum aparat dan pihak tertentu. Setiap kali ada pemberitaan mengenai praktik perjudian, anggota Resmob bergerak cepat untuk meredam isu.
“Begitu ada berita yang mengungkap lokasi perjudian, pasti ada pihak yang berusaha mengamankan situasi. Bahkan, ada tekanan agar pemberitaan itu untuk dihapus,” tambahnya.
Putra, juga mengungkap bahwa, aliran dana dari perjudian ini telah mengalir ke berbagai pihak, dari tingkat bawah hingga ke jajaran atas.
“Setorannya sudah jelas ke mana-mana, itulah yang membuat tempat-tempat ini tetap beroperasi,” tegasnya.
Dari total 12 lokasi perjudian yang sebelumnya beroperasi, kini tersisa tiga yang masih aktif. Meskipun jumlahnya berkurang, sistem pengelolaannya tetap rapi agar tidak mudah terdeteksi.
“Bos besarnya hanya satu orang, tapi tempatnya dibuat bercabang agar tidak mencolok,” jelasnya.
Maraknya perjudian ini menimbulkan keresahan di kalangan warga. Banyak yang mengeluhkan dampak sosialnya, termasuk meningkatnya tindak kriminal akibat kecanduan judi.
“Kami sering melihat orang-orang keluar masuk lokasi perjudian, bahkan ada yang bertengkar karena kalah judi. Ini merusak lingkungan kami,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Keluhan warga yang disampaikan kepada pihak berwenang pun tidak membuahkan hasil.
“Sudah pernah kami laporkan, tapi tetap saja buka. Malah makin ramai. Sepertinya memang benar ada yang melindungi,” kata warga sekitar dengan nada kecewa.
Masyarakat berharap Kapolda Jatim yang baru dapat bersikap tegas terhadap kondisi ini. Mereka menilai Polres Tulungagung gagal dalam menegakkan hukum dan memberantas perjudian di wilayahnya.
Sementara itu, hingga berita ini ditayangkan media ini belum mengkonfirmasi pihak terkait.
(Jko)