PASURUAN, Antaradaily.com — Seorang pria bernama Eko Prayitno tengah menjadi sorotan publik setelah sejumlah narasumber mengungkapkan bahwa ia kerap meminta “jatah” kepada berbagai pihak dengan mengatasnamakan Badan Intelijen Negara (BIN). Jumat (30/05)
Informasi yang beredar menyebutkan, warga awalnya mengira Eko merupakan anggota BIN lantaran cara dan gaya komunikasinya yang meyakinkan. Namun belakangan diketahui, Eko sebenarnya adalah seorang wartawan dari media yang mengatasnamakan dirinya sebagai bagian dari “Istana Negara”.
Hal ini pun memicu kekecewaan di kalangan jurnalis lokal. Sejumlah wartawan di Pasuruan angkat bicara dan menyayangkan tindakan Eko yang diduga mencoreng nama baik profesi kewartawanan.
“Kami sangat menyayangkan sikap seperti itu. Wartawan seharusnya menjunjung kode etik jurnalistik, bukan malah menakut-nakuti warga demi kepentingan pribadi,” ujar salah satu wartawan senior yang enggan disebutkan namanya.
Kritik juga mengarah pada pihak redaksi media yang menaungi Eko. Para rekan seprofesi mempertanyakan keputusan redaksi media Istana Negara dalam menerima Eko sebagai bagian dari tim mereka, mengingat reputasi media tersebut selama ini cukup dikenal luas.
Lebih jauh, Eko juga diduga kuat kerap melakukan intimidasi terhadap warga dan pelaku usaha dengan ancaman akan memberitakan hal negatif atau melakukan penggerebekan jika permintaannya tidak dipenuhi. Modus tersebut semakin memperkuat dugaan warga bahwa Eko bukan wartawan resmi, melainkan oknum yang menyalahgunakan profesinya.
“Masyarakat banyak yang tertipu. Dikira aparat, ternyata wartawan gadungan. Kalau tidak diberi jatah, katanya mau digrebek atau dimuat beritanya,” ungkap salah satu warga yang menjadi korban.
Kini, warga berharap agar aparat kepolisian dapat bertindak tegas dan menyelidiki sepak terjang Eko Prayitno. Mereka meminta agar penegak hukum lebih jeli dalam mengidentifikasi seseorang yang mengaku sebagai wartawan namun diduga hanya mencari keuntungan pribadi dengan cara melanggar hukum dan etika.
Sementara itu, saat dikonfirmasi oleh media ini, Eko enggan memberikan jawaban ketika ditanya terkait asal medianya. Hal ini semakin menguatkan dugaan bahwa Eko merupakan wartawan abal-abal.
(budi)